Minggu, 04 November 2012

Kerajaan Majapahit

Sejarah Kerajaan masa Hindu-Budha di daerah propinsi Jawa Timur, Indonesia dapat dibagi menjadi 3 periode :
  • Masa pemerintahan raja-raja dari kerajaan Kediri sejak abad ke 10 M hingga tahun1222 M.
  • Masa pemerintahan raja-raja dari kerajaan Singosari sejak tahun1222 M hingga tahun1293 M.
  • Masa pemerintahan raja-raja dari kerajaan Majapahit sejak tahun1293 M hingga awal abad ke 6 M.
Pendiri kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Ia merupakan raja pertama Majapahit yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Pada awalnya, pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit berada di daerah Tarik ( sebuah kecamatan di kota Mojokerto,Jawa Timur, sekarang). Karena di wilayah tersebut banyak dijumpai pohon maja yang buahnya terasa pahit, maka kerajaan Raden Wijaya dinamakan Majapahit. Raden Wijaya memerintah dari tahun 1293 M hingga tahun 1309 M.

Tampuk pemerintahan kemudian digantikan oleh Raja Kaligemet, yang merupakan putra dari Raden Wijaya dengan Parameswari. Pada saat itu, usia Kaligemet masih relatif muda. Ia kemudian bergelar Prabu Jayanegara. Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan. Pada akhirnya, di tahun 1328 M, Jayanegara terbunuh oleh tabib pribadinya yang bernama Tanca. Roda kekuasaan kemudian diambil alih oleh Raja Patni, yaitu salah satu istri Raden Wijaya yang merupakan putri raja Kertanegara dari Singosari. Bersama patih nya yang bernama Gajah Mada, Ia berhasil menegakkan kembali wibawa Majapahit dengan menumpas pemberontakan yang banyak terjadi. Raja Patni kemudian mengundurkan diri sebagai Raja dan menjadi pendeta Budha. Pemerintahan Kerajaan lalu diserahkan kepada anaknya yang bernama Tribhuana Wijaya Tunggadewi. Dalam menjalankan pemerintahannya, peran sang patih, Gajah Mada sangat besar dalam membawa nama Majapahit tumbuh menjadi negara yang termashur, baik di kepulauan nusantara hingga luar negeri.

Pada tahun 1350 M, Tribhuana Wijaya Tunggadewi mengundurkan diri. Kekuasaan diserahkan kepada anaknya yakni, Prabu Hayam Wuruk. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit kemudian mencapai masa keemasan hingga Mahapatih Gajah Mada meninggal tahun 1365 M. Terlebih ketika Prabu Hayam Wuruk meninggal di tahun 1389 M, negara Majapahit mengalami kegoncangan akibat konflik saudara yang saling berebut kekuasaan.

Pengganti Hayam Wuruk adalah putrinya bernama Kusumawardhani yang menikah dengan Wikramawardhana. Sementara itu, Wirabhumi, yaitu putra Hayam Wuruk dari selir menuntut juga tahta kerajaan. Untuk mengatasi konflik tersebut, Majapahit kemudian dibagi menjadi 2 bagian :
  • Wilayah Timur dikuasai oleh Wirabhumi.
  • Wilayah Barat diperintah Wikramawardhana bersama Kusumawardhani.
Namun ketegangan diantara keduanya masih berlanjut hingga terjadi Perang Saudara yang disebut "Perang Paregreg" (1403 M -1406 M). Wikramawardhana berhasil memenangkan perang itu dan kembali menyatukan wilayah Majapahit. Ia kemudian memerintah hingga tahun 1429 M.

Wikramawardhana kemudian digantikan oleh putrinya, Suhita, yang memerintah dari tahun 1429 M hingga tahun 1447 M. Suhita adalah anak kedua dari selir. Selir tersebut merupakan putri Wirabhumi. Diharapkan dengan diangkatnya Suhita menjadi Raja akan meredakan persengketaan. Ketika Suhita wafat, tampuk kekuasaan digantikan oleh Kertawijaya yang merupakan putra Wikramawardhana. Pemerintahannya berlangsut singkat, hanya sampai tahun 1451 M.

Sepeninggal Kertawijaya, Bhre Pamotan kemudian menjadi Raja bergelar Sri Raja Sawardhana dan berkedudukan di Kahuripan. Masa pemerintahannya hanya sampai tahun 1453 M. Kemudian selama 3 tahun Majapahit mengalami 'Interregnum' yang mengakibatkan lemahnya pemerintahan baik di pusat maupun daerah. Pada tahun 1456 M, Bhre Wengker tampil memegang pemerintahan. Ia adalah putra Raja Kertawijaya. Setahun kemudian Ia meninggal dan digantikan oleh Bhre Pandan Salas yang bergelar Singhawikramawardhana. Namun pada tahun 1468 M, Kertabumi menyatakan dirinya sebagai penguasa Majapahit yang memerintah di Tumapel, sedangkan Singhawikramawardhana menyingkir ke Daha. Pemerintahan Singhawikramawardhana digantikan putranya, Rana Wiajaya yang memerintah dari tahun 1447 M hingga 1519 M. Di tahun 1478 M, ia mengadakan serangan terhadap Kertabumi dan berhasil mempersatukan kembali Kerajaan Majapahit yang terpecah-pecah karena perang saudara. Rana Wijaya bergelar Grindrawardhana.

Kondisi Kerajaan Majapahit yang telah rapuh dari dalam dan diertai munculnya perkembangan baru ajaran Islam di pesisir utara pulau Jawa, pada akhirnya menyebabkan kekuasaan Majapahit tidak dapat dipertahankan lagi.

Candi Bahal atau Candi Portibi

Candi Bahal
--
Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan.  Candi ini  merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III.  
Candi Bahal hanya merupakan bagian dari candi-candi Padanglawas yang berarti candi-candi yang terletak di padang luas yang mencakup, di antaranya: Candi Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi Nagasaribu.  Kemungkinan,  persawahan dan perkampungan  di sekitar  candi-candi tersebut  tadinya merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian banyak candi Padanglawas  hanya Candi Bahal yang sudah selesai dienovasi, Candi Sipamutung dan candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa reruntuhannya. 
Tidak diketahui apakah Candi Bahal merupakan candi Hindu atau Candi Buddha. Menilik atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus (Riau) diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha. Akan tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut, seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa, dsb., diperkirakan Candi ini merupakan candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi Bahal pada masa lalu juga belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar menyebutnya "biaro" yang berarti biara. 
Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini ada pula kompleks candi lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau Barumun yang tengah dipugar.
Candi Bahal seringkali disebut juga sebagai Candi Portibi, sesuai dengan sebutan untuk daerah tempat candi itu berada. Dalam beberapa hal,  terdapat kesamaan di antara Candi Bahal I, II maupun III. Seluruh bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1 m  yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm. Di setiap kompleks candi terdapat  bangunan utama yang terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap ke gerbang.

Sejarah negara Belanda

Sejarah Awal Berdiri Negara Belanda - Belanda adalah salah satu negara yang pernah menguasai Indonesia dan baru mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949, namun sekarang mengakui Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Belanda merupakan salah satu negara maju terkecil di dunia.

Di Bawah Permukaan Laut
Belanda termasuk salah satu negara tua, karena secara resmi lahir pada 1581. Bentuk negaranya bukan republik melainkan monarki konstitusional, dengan kepala negara seorang raja atau ratu. Sedangkan, kepala pemerintahan dipegang oleh seorang perdana menteri. Meski luas wilayahnya sangat sempit, yaitu sekitar 40 ribu km2, tidak lebih luas daripada propinsi Jawa Timur, namun negara ini termasuk negara maju dengan pendapatan per kapita hampir US $30 ribu. Bandingkan dengan Indonesia yang pendapatan per kapitanya baru mencapai US $2 ribu.

Orang Belanda termasuk kelompok manusia yang sangat rajin, pintar, ulet, dan terbuka. Sejak pertama kali warganya tinggal di wilayah tersebut, mereka sadar sedang mendiami daerah yang tidak normal. Bayangkan saja, hampir seluruh wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut. Rata-rata sekitar 1 meter di bawah laut. Bahkan, salah satu wilayahnya lebih rendah 7 meter dibanding laut.

Akan tetapi, otak mereka bekerja keras untuk menemukan cara terbaik mengatasi masalah tersebut. Hasilnya bisa dilihat sampai sekarang. Hampir semua wilayah yang berbatasan dengan laut Utara, kini disekat oleh dinding yang sangat kokoh, menyerupai sebuah benteng atau bendungan yang mampu menahan air. Berkat dinding-dinding tersebut, Belanda tetap aman dari ancaman air laut yang sewaktu-waktu bisa mendatangkan bencana.

Pernah Dikuasai Nazi
Pada masa-masa awal berdirinya, Belanda tidak luput dari rintangan yang datang silih berganti. Mulai dari perang di Eropa, perang Dunia, sampai kolonialisasi. Mereka pernah dicaplok Prancis, yang menguasai hampir seluruh Eropa pada masa kepemimpinan Napoleon Bonaparte. Belanda juga sempat dikuasai Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II, dan terpaksa tunduk pada aturan Nazi. Ratusan ribu warga keturunan Yahudi di negeri itu menjadi korban kekejaman Nazi.

Namun, meskipun sempat dikuasai sejumlah negara, Belanda tetap leluasa melakukan kolonialisasi di negara lain. Salah satunya di Indonesia. Meski awalnya dilakukan oleh perusahaan swasta, yaitu VOC, tetapi pemerintah Belanda kemudian secara resmi menjadikan Indonesia sebagai daerah koloninya. Sama seperti yang mereka lakukan terhadap Suriname, sebuah negara kecil di Amerika Tengah.

Punya Tokoh Hebat
Selain dikenal sebagai penjajah oleh bangsa Indonesia dan Suriname, Belanda sesungguhnya dikenal juga sebagai penghasil tokoh-tokoh hebat. Pada beberapa abad silam, mereka memiliki seniman-seniman kelas dunia, khususnya di bidang seni lukis. Anda mungkin pernah mendengar Rembrant atau Van Gogh. Kedua maestro lukis dunia itu lahir dan besar di Belanda. Di bidang olahraga, khususnya sepakbola, siapa yang tak kenal Johan Cryuff, salah satu pemain legendaris yang dikagumi di seluruh dunia.

Sampai sekarang, Belanda masih terus bertahan sebagai negara maju, seperti cita-cita para pendirinya. Simbol-simbol kepopuleran bangsa itu masih kokoh bertahan di antara kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Datanglah ke sana, maka setiap musim semi bunga tulip mekar dengan indahnya dan kincir-kincir angin raksasa terus berputar sepanjang waktu.

Data & Fakta tentang Belanda
Holland atau The Netherlands

The Netherlands adalah kerajaan. Nama resmi dari Kingdom of the Netherlands (Kerajaan Belanda). Yang terdiri dari Belanda itu sendiri dan enam pulau Aruba dan the Netherlands Antilles di laut Karibia. Nama resmi dari negara Belanda adalah ‘Nederland’, yang berarti negara berdataran rendah. ‘Rendah’ karena kebanyakan dataran terletak di bawah permukaan laut. Saat ini the Netherlands disebut ‘Holland’, yang berasal dari dua nama teluk di bagian barat provinsi, Utara dan Selatan Belanda, yang merupakan bagian paling makmur dan berkembang dan memiliki sejarah paling berpengaruh di abad ke-17.

Geografi

Belanda terletak di wilayah Eropa Barat. Di sebelah timur berbatasan dengan Jerman, Selatan dengan Belgia dan untuk bagian utara dan barat dibatasi oleh Laut Utara. Negara ini adalah pertemuan budaya Jerman, Inggris, dan Perancis. Begitu tiba di Belanda, Anda akan mudah untuk mengunjungi kota-kota besar negara lian di Eropa. Brussels hanya ditempuh dalam waktu 2 jam dengan kereta api, dan Anda akan mencapai Paris, Madrid atau Berlin dari Amsterdam melalui penerbangan yang singkat. Pertama kali yang akan Anda sadari ketika sampai di Belanda adalah betapa datarnya daratan negara ini. Air di mana-mana, di danau, sungai, dan kanal. Lebih dari 16 juta jiwa tinggal di Belanda yang memiliki luas 41.000 km2.

Masyarakat

Masyarakat Belanda sangat multikultur. Sejak beberapa dasarwarsa yang lalu sejarah negara ini menyebabkan banyak warga dari negara lain hidup di Belanda. Orang Belanda sangat terbiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan orang-orang dari negara lain dari seluruh dunia. Beragamnya budaya menyebabkan Belanda menjadi negara pertemuan ilmu pengetahuan, ide-ide, dan budaya dari seluruh dunia. Beragamnya budaya menyebabkan Belanda menjadi negara pertemuan ilmu pengetahuan, ide-ide dan budaya dari seluruh dunia. Walaupun Belanda adalah bahasa utamanya, tetapi mayoritas masyarakatnya dapat berbicara denga bahasa Inggris dan mampu berbahasa asing lainnya, seperti Jerman atau Perancis.

Mentalitas

Belanda adalah negara ‘self-service country’. Ini berarti bahwa masyarakat Belanda berusaha untuk mengatur semuanya sendiri, yang membuat mereka sangat mandiri dan teratur. Satu hal lain yang membedakan masyarakat Belanda adalah mereka terbuka dan berterus terang dalam sikap dan bicara. Anda akan mengetahui bahwa Anda dapat mengatakan apa yang ada dalam pikiran karena orang Belanda tidak mudah tersinggung. Kemasyarakatan tidak diatur berdasarkan birokrasi. Sebagai contoh, setiap saat dosen dapat dihubungi dan menjadi teman bicara Anda. Anda akan sangat mudah menganggap orang lain sebagai teman.

Keamanan

Menurut standard internasional, Belanda adalah negara paling aman dengan tingkat kekerasan dan kejahatan kriminal di jalan yang rendah. Petugas polisi sangat ramah dan senang menolong, polisi memiliki tugas untuk melindungi setiap individu. Apabila Anda menghubungi polisi, jangan khawatir mengenai kendala bahasa, karena polisi akan membantu mencari seseorang yang dapat mengerti dan berbicara bahasa Anda tanpa dikenakan biaya. Dalam kondisi darurat di mana bahaya mengancam hidup atau terlihat adanya kejahatan, Anda dapat menghubungi polisi, pemadam kebakaran atau ambulan dengan menghubungi nomor telepon bebas pulsa 112 dari saluran telepon manapun. Sangatlah penting bagi Anda memiliki asuransi ketika berada di Belanda untuk menghindari kerugian akibat kecurian dan kerusakan akibat kecelakaan.

Referensi:
http://www.anneahira.com/sejarah-belanda.htm
http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/16/mahadaya-negara-belanda/
kuliahinformatika.wordpress.com/2010/01/30/data-fakta-tentang-belanda-holland-atau-the-netherlands-geografi-masyarakat-mentalitas-dan-keamanan/
http://pandri-16.blogspot.com/2012/05/sejarah-awal-berdiri-negara-belanda.html

Yunani Arkais

Periode Arkais dimpulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul.[7] Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.[8]
Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini dan merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian antara Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun Khalkis menjadi pemenangnya.
Kaum saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan diperkenalkannya mata uang koin sekitar 680 SM.[9] Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristikrat harus berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran populis. Kata ini berasal dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.[10][11]
Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. Di Sparta, Perang Messenia terjadi dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial.[12] Penduduk yang diperbudak, yang kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.
Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami perang saudara. arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkat Solon (594 SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.
Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani, antara lain Athena, Sparta, Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan perdagangan terkemuka.
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Besar (Italia selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.
Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.
Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos dan putranya; Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat Athena Keisthenes, raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang, pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi". Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha mengembalikan kekuasaan Isagoras.[13] Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu dimulainya 'masa keemasan' Athena.

Sejarah singkat Kerajaan Sriwijaya

Sejarah singkat Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di Nusantara. Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I-Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 selama 6 bulan. Prasasti pertama mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, Sumatra, pada tahun 683. Kerajaan ini mulai jatuh sekitar tahun 1200 - 1300 karena berbagai faktor, termasuk ekspansi kerajaan Majapahit. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti "bercahaya" dan wijaya berarti "kemenangan".

Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan sejarawan tidak mengetahui keberadaan kerajaan ini. Eksistensi Sriwijaya diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Coedès dari École française d'Extrême-Orient. Sekitar tahun 1992 hingga 1993, Pierre-Yves Manguin membuktikan bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatra Selatan, Indonesia).