Periode Arkais dimpulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai
bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban
Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara
Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet
Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai
muncul.[7]
Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang
berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau,
lembah, dan dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.[8]
Perang
Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini
dan merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa
Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian antara Polis (negara
kota) Khalkis dan Eretria
dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia.
Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun
Khalkis menjadi pemenangnya.
Kaum
saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan
dengan diperkenalkannya mata uang
koin sekitar 680 SM.[9]
Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim
kaum
aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh
para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan
politik. Sejak tahun 650 SM, para aristikrat harus berusaha supaya tidak
digulingkan dan digantikan oleh tiran populis.
Kata ini berasal dari kata Yunani non-peyoratif,
τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun
gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.[10][11]
Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu
perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara
kota. Di Sparta,
Perang
Messenia terjadi dan akibatnya Messenia
ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada
paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu
di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial.[12]
Penduduk yang diperbudak, yang kemudian disebut helot,
dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua
lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara
yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup
dan berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan
ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum
kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos
dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.
Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM
dan lagi-lagi mengalami perang saudara. arkhon
(hakim kepala) Drako membuat
beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini
gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkat Solon (594
SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum
aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat
Athena stabil.
Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan
dominan Yunani, antara lain Athena, Sparta, Korinthos,
dan Thebes.
Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya.
Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan
perdagangan terkemuka.
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah
mengakibatkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani
Besar (Italia
selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini
berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia Yunani, secara budaya
dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari negara Yunani
sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya,
meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.
Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi
terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati
kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai
dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa
studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada
periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang
mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para
penduduknya.
Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos
dan putranya; Hippias dan Hipparkhos.
Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat Athena Keisthenes,
raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena menggulingkan
sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang,
pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi
arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta,
Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi politik:
bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama
tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi".
Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga
setelah berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi
Kleisthenes, Athena dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan
Sparta yang berusaha mengembalikan kekuasaan Isagoras.[13]
Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu dimulainya
'masa keemasan' Athena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar